BERPANCANG AMANAH,BERSAUH MARWAH

JUJUR BERTUTUR, BIJAK BERTINDAK

Lembaga Adat Melayu

Lembaga Adat Melayu

Berselancar

Sabtu, 20 Maret 2010

KERAGAMAN UMAT BERAGAMA

agama islam.kristen,budha/konghucu

GURINDAM 12

gurindam 12 karangan raja haji fisabillah

Rabu, 17 Maret 2010

BUDAYA ETNIS TIONGHOA

Barongsai

SENI BUDAYA MELAYU SUMATERA SELATAN

SENI TARI

Jakarta, (2/3) VOI Fitur - Tari Zapin merupakan salah satu tarian tradisional masyarakat Melayu.  Konon, tari ini berasal dari Yaman. Pencipta gerak tarian ini adalah keturunan dari Arab.  Tari Zapin mulai dikenal oleh masyarakat Melayu di Indonesia setelah para pedagang Yaman datang ke beberapa daerah di Indonesia pada awal abad ke-16.  Salah satu daerah tujuan mereka untuk berdagang ketika itu yakni Riau.  Namun awalnya, tarian ini hanya dimainkan secara khusus di istana kerajaan Melayu saja.  Ketika itu, tari Zapin hanya menjadi pertunjukan hiburan bagi Sang Raja. Seringkali, tarian ini juga dimainkan ketika ada tamu kehormatan berkunjung ke Kerajaan Melayu di Riau.
       
 Awalnya, yang dapat melihat pertunjukan tari Zapin hanyalah para Raja Melayu, keluarga Raja serta para kerabat kerajaan. Namun seiring jumlah peminat Zapin di Riau semakin bertambah, tarian ini juga dimainkan bagi masyarakat umum.  Jika awalnya tari Zapin hanya dimainkan untuk hiburan pertunjukan saja.  Kini, tarian ini telah dijadikan salah satu kesenian tradisional Melayu dan di Riau, pertunjukannya-pun menjadi media promosi budaya Melayu. 
       
 Di Indonesia, pertunjukan tari Zapin tidak hanya dijumpai di daerah Riau saja.  Zapin juga tumbuh dan berkembang di beberapa daerah, seperti Bengkulu, Jambi serta Lampung.  Konon, perkembangan tari Zapin ke berbagai daerah itu seiring dengan kegiatan syiar agama Islam yang dilakukan oleh para pedagang dari Arab dan Gujarat.

 Mereka menjadikan Zapin sebagai media pendekatan untuk menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat di berbagai daerah yang ketika itu belum menganut Islam.  Di Pulau Kalimantan dan Sulawesi, tarian ini juga dapat Anda temukan.  Bahkan di kalangan masyarakat keturunan Arab di pulau Jawa dan Madura, tari Zapin juga tumbuh dan berkembang pesat. 

 Sebutan tari Zapin umumnya hanya dijumpai di Sumatera Utara dan Riau, sedangkan di daerah Jambi, Sumatera Selatan dan Bengkulu, tarian ini disebut Dana.  Di Lampung, namanya menjadi Bedana, sedangkan di Jawa umumnya disebut Zafin.  Masyarakat Kalimantan cenderung menyebutnya nama Jepin, di Sulawesi disebut Jippeng, sementara di Maluku lebih dikenal dengan nama Jepen.

 Konon, perbedaan nama untuk Zapin dipengaruhi oleh adanya akulturasi budaya dimana tarian itu diperkenalkan untuk kali pertama.  Meskipun namanya berbeda, konsep dasar dari tarian itu tetaplah sama.  Nuansa Islam begitu terasa ketika tarian tradisional khas Melayu ini dimainkan.  Seperti apa pertunjukan tari Zapin? Tetaplah bersama kami, Suara Indonesia. 
       
 Di daerah Riau, pertunjukan Zapin umumnya dimainkan tak lebih dari 5 hingga 10 menit. Sebelum tahun 1960-an, Zapin hanya dimainkan oleh penari Lelaki. Namun kini, tarian ini juga dimainkan oleh para penari perempuan. Bahkan, tari Zapin juga seringkali dimainkan oleh beberapa pasang penari lelaki dan perempuan.

 Selama pertunjukan berlangsung, mereka mengenakan kostum pakaian adat Melayu dan bernuansa Islam.  Penari lelaki mengenakan baju lengan panjang sebagai atasan dan celana panjang sebagai bawahan.  Tak ketinggalan, mereka juga mengenakan peci sebagai penutup kepala dan kain sarung yang dililitkan di pinggang hingga sebatas paha. Kostum penari perempuan juga menutupi seluruh anggota badan, baju lengan panjang sebagai atasan dan kain panjang sebagai bawahan. Mereka juga mengenakan kerudung sebagai penutup kepala. 
       
 Perpaduan gerak tari, musik pengiring, serta lantunan lagu berbahasa Melayu menjadi salah satu ciri khas pertunjukan Tari Zapin.  Selama pertunjukan berlangsung, penari Zapin memainkan gerakan tangan dan kaki sambil mengikuti lantunan lagu dan alunan musik pengiring. 

Musik pengiring Zapin terdiri dari 2 alat utama, yakni alat musik gambus dan marwas.  Gambus merupakan alat musik tradisional Melayu yang terbuat dari kayu pohon. Untuk menghasilkan nada, Gambus dimainkan dengan cara dipetik seperti gitar.  Sedangkan Marwas merupakan alat musik tabuh yang berbentuk seperti gendang kecil.  Namun seringkali, musik pengiring Zapin juga dilengkapi dengan alunan suara seruling, gendang, serta biola.  Ari-Ike/LPP RRI
       
1

SENI TARI

SEJARAH KOTA TANJUNGPINANG

BUDAYA MELAYU MALAYSIA

MENARA KEMBAR